bisnis yacob

Elias pical

Posted on: April 22, 2009


Tadi malam saya sempat menonton Indosat Super Show di TransTV. Saya tertarik untuk menonton ketika ditampilkan tamunya adalah Ellyas Pical. Saya masih ingat betapa dulu ketika masih kecil di kampung, pertandingan tinju Pical adalah yang selalu kami tunggu-tunggu. Dan karena waktu itu di kampung saya masih sedikit yang memiliki televisi, ditambah lagi listrik belum masuk :(, maka kami selalu menonton bersama-sama di rumah yang punya televisi.

Ellyas Pical menjadi juara dunia kelas bantam versi IBF setelah menganvaskan Ju Do Chun (Korea Selatan) di Istora Senayan, Jakarta, pada 3 Mei 1985. Dia menjadi petinju Indonesia pertama yang merebut gelar juara dunia. Tiga bulan kemudian, juga di Jakarta, Pical memukul roboh Wayne Mulholland, penantang dari Australia pada menit kedua ronde ketiga.

Tetapi tadi malam saya sungguh trenyuh menyaksikan Ellyas Pical muncul di televisi. Tidak terbayangkan, seorang yang dahulunya pahlawan bangsa ini, yang dielu-elukan oleh hampir seluruh penggemarnya, yang telah membawa harus nama bangsa Indonesia, kini untuk berbicara saja terlihat sulit. Dari semua pertanyaan yang diajukan panelis di acara tersebut, Ellyas Pical hanya menjawab: “Mohon pemerintah lebih memperhatikan nasib kami para atlet.”

Saya hampir tidak percaya beberapa waktu yang lalu Ellyas Pical diberitakan ditangkap karena tertangkap tangan menjual ekstasi. Elly ditangkap saat bekerja sebagi kepala keamanan di sebuat klub. Berikut adalah berita yang sempat saya browse di internet: Ellyas Pical Ditangkap Jualan Ekstasi, Ellyas Pical Ditangkap Karena Jual Ekstasi, Ellyas Pical Meringkuk di Sel.

Potret buram Ellyas Pical hanyalah satu diantara sekian banyak kasus yang tidak sempat terangkat ke permukaan. Saya pernah melihat juga tayangan televisi yang mengisahkan atlet binaragawan yang karena sudah tua sakit-sakitan, terpaksa menjual semua medali-medali dan piala-piala kebanggaannya demi untuk menyambung hidup. Bagaimana ini pemerintah..? KONI? Kantor Menpora?

Terlepas dari semua itu, satu hal yang menjadi pelajaran malam itu adalah: betapa riskannya hidup ini jika kita tidak mempersiapkan diri untuk memiliki backup income. Hampir semua orang melupakan hal ini. Selalu mungkin kita berucap: “Ah pekerjaan saya, posisi saya kan lagi enak-enaknya. Everything running oke. Nanti saja mempersiapkan hari tua.” Tetapi bukankah kita tidak pernah tahu kapan everything running oke berubah menjadi tidak oke?

Saya mengalami pengalaman yang sangat pahit ketika saya tidak memaksakan diri untuk mem-backup data-data di hardisk saya. Begitu repot dan ruginya saya karena kehilangan sebagian data pekerjaan saya. Itu baru data pekerjaan, bagaimana jika seandainya itu terjadi dengan kehiudpan keluarga saya?

Teman-teman, inilah saatnya yang tepat kita harus mulai memikirkan backup income. Saya tidak tahu, apakah dengan mulai membangun aset, berupa bisnis, saham, atau investasi? Itu adalah pilihan anda. Inilah saat yang tepat, dimana ketika semuanya sedang berjalan sesuai keinginan kita, dimana ketika everything running well.

Tinggalkan komentar